Kesenian Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu
khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau
tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan
juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga
nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka angklung pun cepat
berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan regional,
nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah
digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung
Merdeka Bandung tahun 1955.
Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan
Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan
kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo”
yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan
khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung
kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan
telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal. Kini
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan
Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
terimaksih telah membaca artikel diatas semoga bermanfaat.. artikel kesenian angklung merupakan copas untuk memperjelas mengingatkan kembali kesenian yang da ditatar sunda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar