Kerajinan dan Kesenian diibaratkan sebagai sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut sangat dimanfaatkan oleh masyarakat tatar sunda sebagai daya dongkrak untuk meningkatkan taraf kehidupan nya. Dari produk kerajinan dan kesenian masyarakat bisa menghasilkan sesuatu yang bersifat komersil.

Jumat, 15 Juli 2016

Kesenian Angklung tatar sunda 2016 bulan juli

            Kesenian Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
 
         Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal. Kini Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

terimaksih telah membaca artikel diatas semoga bermanfaat.. artikel kesenian angklung merupakan copas untuk memperjelas mengingatkan kembali kesenian yang da ditatar sunda 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar