Calung yang hidup dan dikenal masyarakat sekarang merupakan prototipe dari angklung yang cara menabuhnya berbeda dengan angklung ,
cara menabuh calung yaitu dengan memukul-mukul batang ( wilahan ) dari
ruas-ruas atau tabung bambu yang tersususn menurut titi laras ( tangga
Nada ) penta tonik ( da mi na ti la da )
Ada dua bentuk calung Sunda yaitu calung rantay dan calung Jinjing waditra.
Calung jinjing terbuat dari bahan bambu hitam ( awi hideung) dan
seperangkat calung jinjing yang digunakan da;lam pertunjukan biasa bertangga nada Salendro
( bertangga nada Pelog ) serta Madenda ( nyorog ) wadrita calung
jinjing merupakan perkembangan dari bentuk calung Rantai/ calung Gambang
, calung dalam bentuk ini sudah merupakan seni pertunjukan yang
bersifat hiburan .
Calung Jinjing berasal dari
bentuk dasar calung rantay ini telah dibuat dalam empat bagian bentuk
wadrita yang terpisah , keempat buah wadrita terpisah ini memainkan
dengan cara dijinjing oleh empat pemain dan masing-masing memegang
calung dalam fungsi berbeda . Wadrita calung terdiri dari 1 Kingking, 2
Panepas, 3 jongong, 4 gonggong sedangkan calung kingking jumlahnya
limabelas nada / oktaf dala nada yang paling kecil ( teringgi )
Calung Panepas jumlahnya
lima potong untuk lima nada (1 Oktaf) nadanya merupakan sambungan nada
terendah calung kingking dan dari lima nada tersebut ada yang yang
dibagi dua ada yang digorok ( disatukan jongjong seperti halnya panepas
yang berbeda hanya nadanya yang lebih rendah dari panepas ) nada panepas
bentuknya selalu tinggi dibagi dua yaitu 3 potong untuk nada
berturut-turut dari yang tinggi , dua potong untuk dua nada lanjutan
Calung Gonggong merupakan
calung yang paling besar jumlahnya hanya dua bumbung yang disatukan
keduanya dalam nada rendah diantara keseluruhan calung . Jenis calung
yang sekarang berkembang dan dikenal adalah calung jinjing .
Calung yang perkembangannya lebih
mengarah pada kecalung dangdut ( caldut) lagu maupun musiknya ditambah
drum, gitar, keybord dan memakai tata lampu untuk pertunjukannya. Di
Kabupaten Bandung yang tercatat di Dinas Kebudayaahn dan Parawisata tersebar
di Kecamatan maupun di desa-desa kurang lebih 40 group diantaranya
Marahmay, Oces, Cinde agung, Sinar Pasundan, Mitra Siliwangi, Calawak
Group, Mekar wangi, Gentra Priangan, Dangdiang, sariak layung dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar